Tak terasa sebentar lagi sudah mau 17-an lagi. Sudah siap-siap buat banner atau gapura? atau persiapan untuk memenangkan lomba tahunan makan krupuk? hehehe soalnya 17 Agustus 2016 ini sudah tidak di bulan puasa jadi bisa ikut lomba makan krupuk lagi... Mau tahu logo HUT RI ke-71 ini silahkan dilihat pada gambar di atas. Rilis logo 71 Tahun Indonesia Merdeka secara resmi tertuang dalam surat Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara yang ditandatangani Sekretaris Setneg Setya Utama Nomor B-1651/Kemensetneg/Ses/ tanggal 25 Mei 2016 tentang Penyampaian Logo Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2016 kepada Para Pimpinan Lembaga Negara, Para Menteri Kabinet Kerja, Gubernur Bank Indonesia, Jaksa Agung, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Para Perwakilan RI di Luar Negeri, Para Gubernur Provinsi di Seluruh indonesia, dan Para Bupati serta Walikota di Seluruh Indonesia. Menurut Kepala Bekraf, konsep Logo HUT RI ke 71 adalah Sebagai bentuk kerja nyata yang berkesinambungan maka visual 71 tahun indonesia merdeka memiliki bentuk yang berkelanjutan dari logo 70 Tahun Indonesia merdeka. Pada logo 71 tahun ini digambarkan dua setengah lingkaran yang mengilustrasikan bilah baling-baling yang dinamis selalu berputar mendorong pesat ke depan. Hal ini menunjukan komitmen pemerintah untuk kerja nyata dalam memajukan Indonesia. Angka satu yang menembus bidang lingkaran mengarah ke kanan atas merupakan ajakan bagi seluruh lapisan masyarakat agar ber-“satu”, bahu membahu bekerja menembus segala rintangan. Secara tampilan logo 71 Tahun Indonesia Merdeka bernuansa modern dan sederhana dalam tampilan. Hal ini menunjukan sikap pemerintah yang mengutamakan keterbacaan yang jelas/transparansi/informatif dalam seluruh kerja nyatanya. Penjelasan Kepala Bekraf ini pun menjawab sudah pertanyaan masyarakat mengenai arti logo tersebut. sumberBeberapaGapura yang dibuat oleh masing-masing RT di Desa Kandangan Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro dalam rangka memperingati HUR RI ke 71#gapura #gapu SELASA, 9 AGUSTUS 2016 LAMPUNG — Masyarakat Lampung Selatan memiliki cara tersendiri dalam memeriahkan Hari Ulang Tahun HUT kemerdekaan RI ke-71 dengan menghias jalan jalan, gapura serta berbagai pernak pernik memeriahkan ulang tahun kemerdekaan yang dirayakan setiap tanggal 17 Agustus. Salah satu kegiatan yang dilakukan Desa Tajimalela Kecamatan Kalianda Lampung Selatan diantaranya dengan mewajibkan setiap rumah menghias gerbang dengan kreasi masing masing dan secara seragam menghias jalan kampung dengan umbul umbul, bendera serta gapura dominan warna merah putih. Menurut salah satu anggota karang taruna desa setempat, Aji 20 beberapa hari menjelang HUT RI ke-70 organisasi pemuda di desa tersebut telah melakukan pengumpulan barang barang bekas untuk dijadikan dekorasi sepanjang jalan dengan corak warna merah putih. Barang bekas yang dimanfaatkan salah satunya berupa gelas air minum bekas yang dicat dengan warna bendera Indonesia,merah putih. “Dua pekan sebelum puncak kemeriahan HUT RI kami telah mengumpulkan barang barang bekas berupa gelas air minum untuk dicat lalu dipasang di sepanjang jalan menggunakan tali” ungkap Aji saat berbincang dengan media Cendana News, Selasa 9/8/2016 Cara tersebut menurut Aji dilakukan memiliki tujuan membersihkan lingkungan dengan memanfaatkan barang bekas dan memeriahkan ulang tahun kemerdekaan RI dengan cara yang unik. Pengerjaan pembuatan bendera yang dipasang di sepanjang jalan desa dilakukan oleh seluruh anggota karang taruna memanfaatkan waktu luang dan saat senggang. Selain pembuatan bendera yang dipasang disepanjang jalan masyarakat desa juga melakukan pembuatan gapura dan umbul umbul yang dipasang di setiap gang serta gapura rumah. Pembuatan gapura hias semarak kemerdekaan menurut Aji sekaligus akan digabungkan dengan berbagai lomba lain diantaranya dengan lomba sepeda hias, lomba catur, lomba panjat pinang, makan kerupuk, mewarnai serta perlombaan lain yang akan dilakukan puncaknya pada tanggal 17 Agustus dengan kegiatan kesenian kuda kepang. Khusus lomba dekor gapura,sejalan dengan upaya karang taruna dalam memanfaatkan barang barang bekas,pembuatan gapura dilakukan dengan cara memanfaatkan barang bekas berupa kardus serta barang barang bekas lainnya untuk dipasang pada gapura di setiap rumah. Aji mengaku antusiasme warga untuk terlibat dalam memeriahkan HUT RI ke-71 terlihat dengan keikutsertaan warga yang mulai menghias gapura dan memasang umbul umbul dan bendera di depan rumah masing masing. Selain berinisiatif membuat gapura dengan barang bekas sebagian warga juga menyumbangkan botol mineral bekas untuk dipergunakan sebagai dekorasi di sepanjang jalan. Selain gelas plastik sebagian warga juga memanfaatkan plastik kresek yang digunakan sebagai hiasan di samping bendera merah putih. Ide memanfaatkan barang bekas menurut Aji dilakukan berdasarkan konsep menekan laju peningkatan sampah plastik yang selama ini banyak dibuang dan tidak dimanfaatkan oleh warga. Ia berharap dengan pemanfaatan barang bekas tersebut memberi kesadaran masyarakat bahwa barang bekas masih bisa dimanfaatkan untuk bahan dekorasi terutama untuk memeriahkan HUT RI ke-71. Sebagian warga menggunakan kertas koran bekas dan kardus sebagai bahan penghias gapura dengan biaya murah meriah. Salah satu warga, Sumanto, pernak pernik yang digunakan jelang HUT RI ke-71 memanfaatkan kantong plastik kresek berwarna sebagai penambah kemeriahan. Pemanfaatan kantong plastik kresek dilakukan karena biaya untuk membeli kantong kresek murah meriah namun juga sebagai ajang kreatifitas warga. Ia mengaku cara memasang hiasan kantong kresek warna warni dilakukan dengan mengikatkan kantong kresek berjejer warna warni pada benang klos atau benang jagung lalu dipasang di atas menyilang antara rumah satu dengan rumah lain. “Meski memanfaatkan barang bekas namun ini akan semakin memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan terutama di desa kami” ungkapnya. Ia mengaku pemanfaatan barang bekas seperti wadah plastik minuman gelas disulap menjadi motif bunga dan kantong plastik yang diisi air bermacam warna dari celupan kertas krep juga dipasang sebagai aksesoris kemeriahan HUT RI. “Semestinya pemanfaatan barang bekas menjadi contoh bagi masyarakat lain bahwa kemeriahan tidak sepenuhnya harus merogoh kocek lebih dalam” ungkapnya. Ia mengaku pemanfaatan barang bekas oleh masyarakat tersebut dilakukan untuk membuat masyarakat gembira dalam menyongsong hari kemerdekaan. Selain itu upaya memanfaatkan barang bekas dilakukan untuk melibatkan seluruh masyarakat desa setempat dalam memeriahkan HUT kemerdekaan RI ke -70.Henk Widi Gapura"Chinatown" di Glodok Bakal Jadi Ikon Baru Kota Jakarta Terinspirasi dari Pesawat SR-71 Blackbird. Semoga 4 bendungan dan 1 bendung bisa menjadi Kado Kemerdekaan untuk HUT RI ke-76 - Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaan yang ke-75 pada 17 Agustus 2020 mendatang. Biasanya, rakyat Indonesia selalu melakukan sejumlah kegiatan untuk menyambut hari perayaan tersebut. Misalnya seperti gotong royong membersihkan desa, memasang bendera, hingga membangun atau mengecat gapura atau gerbang pintu masuk di setiap desa atau daerah. Lalu, apa sebenarnya yang mendasari adanya pembangunan gapura di hampir semua desa di Indonesia? Bahkan, setiap tahunnya, warga bergotong royong mengecat gapura untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Dilansir dari jurnal berjudul “Karakteristik Gapura di Kecamatan Kebakramat Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah” yang ditulis oleh Umi Kholisya, gapura berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “Gapura” yang berarti pintu gerbang. Pada hakikatnya, gapura terdiri dari dua tipe, yakni Gapura Paduraksa dan Gapura Bentar. Gapura dapat dikatakan sebagai bentuk ekpresi yang terkait dengan status sosial masyarakat Indonesia. Karakteristik gapura juga biasanya dibuat berdasarkan unsur-unsur visual berupa ornamen-ornamen yang mencirikan daerah tempat dibangunnya gapura tersebut. Pada zaman dulu, candi adalah pengetahuan dasar seni dalam membangun gapura, yaitu sebuah bangunan yang berada pada jalan masuk atau keluar dari suatu tempat, lahan, atau wilayah. Gapura sendiri bisa berfungsi sebagai petunjuuk bahwa adanya batas wilayah atau pintu keluar masuk yang terletak pada dinding pembatas sebuah kompleks bangunan tertentu. Sejarah gapura di Indonesia sendiri diawali pada masa kerajaan Majapahit dengan ditemukannya Candi Wringin di Lawang yang berbentuk Bentar dan Candi Bajang Ratu Baka yang berbentuk Paduraksa. Pada masa itu, candi Bentar adalah pintu gerbang untuk memasuki halaman paling depan atau teras. Bentuk tersebut juga masih bertahan hingga masuknya Islam ke Indonesia. Sebagaimana dikutip dari jurnal Cakrawala Pendidikan, gapura juga bisa disebut sebagai gerbang atau regol. Sejak zaman purba pengaruh kebudayaan Hindu, madya pengaruh budaya Islam, dan zaman kemerdekaan, gapura telah menunjukkan keberadaannya secara gamblang. Hal itu dapat dilihat dengan adanya gapura Keraton Ratu Baka di sebelah Selatan candi Prambanan Yogyakarta, gapura di pura-pura kuil yang ada di Bali, hingga gapura di Masjid Agung Yogyakarta. Gapura sendiri secara umum adalah sebutan istilah pintu masuk masjid, candi, rumah bangsawan, keraton, desa, dan negara. Gapura sebagai suatu karya arsitektur yang mencerminkan ciri budaya dari kelompok manusia yang menciptakannya. Sehingga, kegiatan mengecat atau membersihkan gapura biasanya dilakukan oleh warga Indonesia setahun sekali, yakni menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia Tujuannya adalah untuk kembali mengingat ciri budaya daerah masing-masing serta menjunjung tinggi kebiasaan warga Indonesia yang sudah ada sejak zaman dulu tersebut. Tahun ini, tema besar yang digunakan untuk merayakan hari kemerdekaan adalah Indonesia Maju. Tema Besar Indonesia Maju adalah sebuah representasi dari Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Kementerian Sekretariat Negara, tema ini merupakan simbolisasi dari Indonesia yang mampu memperkokoh kedaultan, persatuan, dan kesatuan. Makna Kemerdekaan saat ini bukan hanya sebagai kata, kemerdekaan adalah kesempatan. Kesempatan untuk bermimpi hingga jadi nyata dan kesempatan untuk berkarya tanpa batas. "Sekarang saatnya kita fokus kepada hal yang benar-benar penting dalam menyatukan keberagaman melalui kolaborasi untuk memperkenalkan jati diri bangsa Indonesia," tulis Kementerian Sekretariat Negara Kemensetneg.Baca juga Cara dan Link Download Logo HUT ke-75 RI Indonesia Maju Arti Logo HUT Ke-75 RI Indonesia Maju dan Bangga Buatan Indonesia - Sosial Budaya Kontributor Maria UlfaPenulis Maria UlfaEditor Yandri Daniel Damaledo
Rencananyaperesmian tersebut akan berbarengan dengan acara jalan sehat dusun Pucanganom II, yang diagendakan sebagai rangkaian menyambut HUT RI Ke-73. Aji, salah satu pemuda dusun Pucanganom II mengaku senang dengan adanya pembaharuan warna gapura tersebut. "Ya senang mas, sesuai dengan tema HUT RI," imbuh pemuda 19 tahun tersebut.
GAPURA adalah pintu gerbang jalan yang ada di perbatasan wilayah RT, Kelurahan, Kecamatan atupun perbatasan sebuah Kota. Pada peringatan HUT RI yang ke 73 ini setiap pintu Gerbang yang ada di perbatasan wilayah atau Pintu Gerbang yang ada di depan Perusahaan dan Sekolah sudah mulai di percantik. Tampilan cantik Gapura tidak lepas dari angka atau tanggal 17 Agustus 1945, 17 Agustus 2018 dan HUT RI yang ke 73. Logo HUT RI ke 73 juga menjadi tambahan untuk mempercantik hiasan. Disamping tulisan, yang menambah cantik sebuah gapura adalah umbul umbul atau bendera merah putih yang disusun sedemikian rupa yang semakin mempercantik gapura tersebut. Kombinasi cat untuk warna merah dan warna putih juga semakin mempercantik sebuah gapura. Salah satu gapura yang cukup unik adalah yang terbuat dari bambu di rangkai dan disusun menjadi bentuk sebuah gapura dan di cat dengan cat kayu. Berikut adalah beberapa contoh Gapura peringatan HUT RI ke 71 tahun 2016 yang bisa anda contoh untuk mendesain di depan gang desa anda dan bisa juga dipakai untuk menghias pintu gerbang di Sekolah dan di sebuah Perusahaan. Mohon maaf belum bisa menampilkan yang versi terbaru yaitu HUT RI yang ke 72 karena sebagian besar belum dimulainya merias pintu Gerbang gang karena nanti akan rusak jika dibuat sekarang sebelum mencapai 17 Agustus 2018. Contoh desain dekorasi Gapura atau Pintu Gerbang HUT RI ke 71 tahun 2016 Gapura atau Pintu Gerbang 17 Agustus menggunakan besi bulatan dirangkai dengan cara di las dan dibentuk seperti gapura dibawah ini. Gapura atau Pintu Gerbang sederhana tetapi unik karena menggunakan bahan dari bambu yang mudah di dapat di hutan. Dikeringkan terlebih dahulu bambu tersebut dan rangkaiannyapun dengan cara di ikat. Membuat gapura seperti ini tidak tahan lama hanya satu bulan saja pada saat bulan agustus. Gapura atau Pintu Gerbang di bawah ini cukup banyak membutuhkan biaya karena proses pembuatannya menggunakan semen di COR tetapi baik untuk kekuatannya bisa bertahun tahun dan pada HUT RI ke 73 tahun 2018 nanti masih bisa di gunakan. Gapura atau pintu Gerbang unik menggunakan bahan kayu untuk ukirannya. Sepintas terlihat seperti pintu gerbang di Bali tetapi bentuk seperti ini juga bisa anda contoh di daerah lain. Bagaimana sudah memilih salah satu gambar gerbang unik untuk mendesain di desa anda. Mulailah mendesain di selembar kertas terlebih dahulu supaya dana yang di butuhkan tidak membengkak. Pembuatan pintu gerbang untuk agustusan biasanya menyesuaikan dana yang ada. Jika pintu gerbang yang ada masih baik biasanya hanya di lakukan pengecatan dan menganti tanggal 17 Agustus 2018. Selamat mencoba dan jika sudah membuatnya bisa berbagi di kolom komentar supaya dapat di contoh menjadi inspirasi sahabat sahabat yang lain. MenyambutHUT RI ke-71. 1. Aug. 7. SEJARAH MASJID KRAMAT MEGU GEDE Megu gede adalah nama sebuah desa lama. Selain desa Megu Gede terdapat pula desa Megu Cilik, letaknya sebelah selatan plered. Di tempat ini terdapat sebuah masjid tua. Untuk memasuki lokasi masjid ini kita akan disambut dengan sebuah gapura msjid pinggir jalan. Seorang murid sekolah minggu Gereja Eban Haezer mengenakan baju adat sambil melambaikan bendera nasional di Bundaran HI Jakarta, Minggu 21/8. Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu daerah, mereka memperingati HUT RI ke 71. Yuniar Jakarta - Menyambut HUT RI identik dengan diadakan berbagai perlombaan dan juga pelaksanaan upacara bendera. Lomba tersebut mulai dari makan kerupuk, tarik tambang, bawa kelereng, menghias sepeda, dan banyak lainnya. Sebelum diadakan perlombaan dalam rangka HUT RI, biasanya juga diadakan upacara bendera di sekolah, kantor pemerintahan dan swasta. Tak hanya itu, jauh-jauh hari, masyarakat juga kerja bakti, dan ada juga yang mempercantik dan membuat gapura gang dan jalan. Pemasangan Bendera Merah Putih Raksasa di Masjid Al Akbar Surabaya Risma Surabaya Great Expo Ajang Dongkrak Omzet UMKM Maskapai Tolak Angkut Satu Truk Koper Jemaah Haji Surabaya Di Surabaya, Jawa Timur untuk merayakan HUT RI , dibuat gapura dengan aneka bentuk. Gapura tersebut dibentuk menarik perhatian masyarakat. Ada sejumlah tema yang ditampilkan dalam gapura, tetapi yang terlihat berbentuk binatang raksasa. Binatang tersebut ada replika burung garuda, harimau, dan buaya. Ditelusuri dari instagram lovesuroboyo, menyajikan tiga gapura dengan bentuk unik yang berada di Surabaya seperti berikut iniSaksikan Video Pilihan di Bawah IniEuforia kebahagiaan ternyata tak hanya dirasakan atlet indonesia yang merebut medali pada ajang Asiang Games Berbentuk Burung Garuda RaksasaSemarak gapura di Surabaya FotoInstagram lovesuroboyoGapura pertama, lokasinya di Kampung Kupang Krajan V, Surabaya, Jawa Timur. Gapura di sini dibentuk seperti figur garuda raksasa yang sangat gagah. Selain itu, gapura tersebut juga dapat terlihat dari flyover Pasar Kembang, dengan Dua HarimauSemarak gapura di Surabaya FotoInstagram lovesuroboyoGapura ini didesain dengan lambang dua harimau yang terlihat siap menerkam lawannya, ia seperti sedang mencoba mengambil daerah kekuasaan sang buaya. Gapura ini berada di Jalan Demak Timur VI, Surabaya, Jawa Berbentuk Buaya RaksasaSemarak gapura di Surabaya FotoInstagram lovesuroboyoGapura yang ketiga ini sempat viral di media sosial, karena dikreasikan dengan membentuk pola buaya yang sedang membuka mulutnya dengan sangat lebar. Lokasi gapura itu di Kampung Pesapen, Surabaya, Jawa Timur. Nah, bagaimana menurut kamu? Gapura manakah yang paling bagus dan mampu menarik perhatian banyak orang yang melihatnya? Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. . 173 187 131 8 315 15 292 10